Selasa, 19 Mei 2015

hasil observasi propeller shaft

Selasa, 19 Mei 2015


Job Sheet
KEGIATAN OBSERVASI
PELEPASAN, PEMERIKSAAN, DAN PEMASANGAN POROS PROPELLER PADA UNIT KENDARAAN TOYOTA KIJANG K40 DAN K50

Tanggal: 8 Febuari 2015
Lokasi: Agria Sejati Motor,Jakarta Pusat.

Pelaksana/kelompok:

- Tito Prakoso
- Rizki Azi SN
- Syahrul Ramadhan
- Albert
- Farhan Ferdiansyah
- Stanislaus Yoga
- M Rifaldi
- M Farhan
- Qowi A


Landasan teori :
Pengertian Propeller Shaft
Propeller Shaft yaitu salah satu bagian sistem pemindah tenaga yang berfungsi untuk meneruskan putaran dan daya mesin dari transmisi ke differensial dengan variasi perubahan sudut yang selalu terjadi pada poros tersebut saat memindahkan putaran dan daya. Pada kendaraan kendaraan tipe FR (Front engine rear drive) dan FWD/AWD (Four wheel drive), untuk memindahkan tenaga mesin dari transmisi ke differensial, diperlukan propeller shaft atau sering juga disebut sebagai drive shaft. Panjang pendeknya propeller shaft tergantung darii panjang kendaraan. Pada kendaraan yang oanjang, propeller dibagi menjadi beberapa bagian untuk menjamin supaya tetap dapat bekerja dengan baik. Transmisi umumnya terpasang pada chassis frame, sedangkan differential dan sumbu belakang (rear axle) disangga oleh suspensi sejajar dengan roda belakang. Oleh sebab itu posisi differential terhadap transmisi selalu berubah  ubah pada saat kendarran berjalan, sesua dengan permukaan jalan dan ukuran beban. Propeller shaft dibuat sedemikian rupa agar dapat memindahkan tenaga dari transmisi ke differential dengan lembut tanpa dipengaruhi akibat adanya perubahan  perubahan tadi. Untuk tujuan in universal joint dipasang pada setiap ujung propeller shaft, fungsinya untuk menyerap perubahan sudut dari suspensi. Selain itu sleeve yoke bersatu untuk menyerap perubahan antara transmisi dan differential.

Fungsi Propeller Shaft
Fungsi propeller shaft ada 2, yaitu :
Untuk memindahkan atau meneruskan tenaga dari transmisi ke differential.
untuk meneruskan dan menyalurkan tenaga ke differensial pada saat bergerak naik dan turun dengan lembut, sehingga memberikan kenyamanan dalam berkendara.
2.3 Jenis  jenis Propeller Shaft
Kendaraan dapat berjalan atau bergerak karena ada sistem yang memindahkan tenaga dari mesin ke roda  roda. Kendaraan ditinjau dari sistem pemindah tenaganya dikelompokan menjadi beberapa tipe atau jenis, yaitu :
Front engine Rear Drive (FR)
Kendaraan dengan mesin di depan dan mengerakkan roda belakang dinamakan tipe Front Engine Rear Drive (FR). Komponen  komponen sistem pemindah tenaganya meliputi kopling (clutch), transmisi (transmission), driver shaft atau propeller shaft, differential, rear axle dan roda (wheel).
Front Engine Front Drive (FF)
Kendaraan dengan mesin di depan dan menggerakkan roda depa dinamakan tipe Front Engine Front Drive (FF). Komponen  komponen sistem pemindah tenaga meliputi : kopling (clutch), transmisi (transmission), differential, front axle dan rpda (wheel).
Rear Engine Rear Drive (RR)
Kendaraan dengan meisn di belakang dan menggerakan roda belakang dinamakan tipe Rear Engine Rear Drive (RR). Pemindah tenaga kendaraan tipe ini sama dengan tipe Front Engine Front Drive (FF).  Komponen  komponen sistem pemindah tenaga meliputi : kopling (clutch), transmisi (transmission), differential, rear axle dan roda (wheel).
Four Wheel Drive (FWD)
Kendaraan dengan mesin menggerakkan roda depa dan roda belakang dinamakan tipe Four Wheel Drive atau All Wheel Drive (FWD atau 4WD atau AWD). Komponen  komponen sistem pemindah tenaga meliputi : kopling (clutch), transmisi (transmission), transfer, dan terbagi menjadi dua. Pertama ke front drive shatf (front propeller shaft), front differential, front axle dan roda depan (front wheel), sedangkan yang kedua ke rear drive shaft, rear differential, rear axle dan roda belakang (rear wheel).

2.4 Komponen Propeller Shaft
Propeller Shaft merupakan salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang berfungsi untuk meneruskan putaran dan daya meisn dari transmisi ke differensial dengan variasi perubahan sudut yang selalu terjadi pada poros tersebut saat memindahkan putaran dan daya. Panjang pendeknya propeller shaft tergantung pada panjang kendaraan. Pada kendaraan yang panjang, propeller dibagi menjadi beberapa bagian untuk menjamin supaya tetap dapa bekerja dengan baik.
Suspensi kendaraan mengakibatkan posisi differensial selalu berubah  ubah terhadap transmisi, sehingga propeller harus dapa menyesuaikan perubahan sudut dan perubahan jarak, agar tetap mampu meneruskan putaran dengan lancar. Mekanisme atau komponen tersebut adalah Universal Joint atau sering disebut U-joint.





Gambar 2.4.1 Konstruksi Propeller Shaft


Perkakas/instrumen :
Poros propeller jenis Hotchkiss drive
Poros propeller jenis Two piece propeller shaft
Universal joint jenis cross and roller
Universal joint jenis ball and trunnion
Universal joint jenis constant velocity
Baji tirus / penyetel sudut poros propeller
Alat yang digunakan :
Palu tembaga
Seal tape / isolasi
Ragum
Pelapis ragum
External / internal circlip plier
Punch / penitik
Socket wrench set
Combination wrench set
Grease gun adaptor low pressre
Obeng +/-
Roller remover
Penyangga / Jack stand
Crocodile jack / dongkrak buaya
Drive angle gauge / alat ukur sudut poros propeller
Kabel baja
Dial tester indicator
Spesial Tool :
SST : 09325-20010
SST : 09332-25010


Keselamatan kerja :
Demi menjaga keselamatan dan kesehatan kerja, pakaian praktek dan sepatu dikenakan dengan benar.
Menggunakan Pelindung kepala dengan Baik dan Benar
Tempat kerja disiapkan dengan baik dan jauh dari bahaya kebakaran.
Benda kerja disiapkan dengan benar.
Lembar kerja Poros Propeller disimak oleh siswa, dengan pembagian kelompok dilakukan oleh guru, 1 kelompok 4 orang siswa.


Langkah / proses :
Melepas Poros Propeller :

1.LEPAS POROS PROPELLER DARI DIFFERENTIAL
Buatlah tanda pada kedua Flens
Lepas Baut dan mur.

2.LEPAS POROS PROPELLER DARI TRANSMISI
Tarik yoke dari transmisi.
Pasang SST pada transmisi, untuk mencegah penetesan oli. (SST: 09325-20010)

3.PEMERIKSAAN POROS PROPELLER
PERIKSA POROS PROPELLER DARI KERUSAKAN ATAU KEBENGKOKAN.(Kebengkokan maksimum 0,8 mm. Bila kebengkokan lebih besar dari nilai maksimum, gantilah poros)

4.PERIKSA BANTALAN SPIDER
Periksa bantalan spider dari keausan atau kerusakan.
Periksa gerak bebas aksial bantalan spider dengan memutar yoke sambil menahan kuat poros propeller.

5.PENGGANTIAN BANTALAN SPIDER
BUATLAH TANDA PADA POROS DAN FLENS ATAU YOKE

6.LEPAS SNAP RING
Pukul sedikit luncuran luar bantalan masuk.
Menggunakan dua obeng, lepas empat snap ring dari alurnya.

7.LEPAS BANTALAN SPIDER
Menggunakan SST, tekan bantalan keluar dari poros propeller. (SST : 09323-25010)
Jepitlah luncuran luar bantalan pada ragun dan pukul poros propeler dengan palu.
Pasang dua luncuran luar bantalan pada spider.
Menggunakan SST, tekan bantalan keluar dari yoke. (SST : 09332-25010)
Jepitlah luncuran luar bantalan pada ragun dan pukul-lah yoke dengan palu.

8.PASANG BANTALAN SPIDER
Oleskan gemuk pada spider dan bantalan
Tepatkan tanda pada yoke dan poros.
Pasang spider baru pada yoke.
Menggunakan SST, pasang bantalan baru pada spider. (SST : 09323-25010)
Menggunakan SST, setel kedua bantalan, sehingga alur snap ring pada posisi maksimum dan sama lebar. (SST : 09332- 25010)

9.PASANG SNAP RING
Pasang dua snap ring dengan ketebalan yang sama yang memberikan gerak bebas 0  0,05 mm.
Menggunakan palu plastik, pukul yoke sampai tidak ada lagi celah antara luncuran luar bantalan dan snap ring.

10.PERIKSA BANTALAN SPIDER
Periksa, bahwa bantalan spider berputar dengan lembut.
Periksa kebebasan aksial bantalan spider. (kebebasan aksial bantalan spider : kurang dari 0,05 mm)
PEMASANGAN POROS PROPELLER


11.PASANG POROS PROPELLER PADA TRANSMISI
Lepas SST dari transmisi. (SST  09325- 20010)
Masukan yoke poros propeler ke dalam transmisi.

12.PASANG POROS PROPELER PADA DIFFERENTIAL
Tepatkan tanda pada flens dan pasangkan poros propeller dengan empat baut, cincin pegas dan mur.
Kencangkan baut dan mur. (Momen : 430 Kg-cm)


Evaluasi:
Dengan melakukannya kegiatan Pelepasan, Pemeriksaan, dan Pemasangan Poros Propeller pada unit kendaraan Toyota Kijang K40 dan K50. kita dapat lebih mengetahui komponen-komponen yang terdapat pada Poros Propeller.Selain itu juga kita dapat lebih memahami bagaiman cara kerja dari poros propeller karna secara real melihat tampak komponen-komponennya, dan dapat mengetahui bagaiman cara perawatan dan pemeriksaannya.



Berikut video hasil observasi:

Pengertian drive shaft

rive Shaft

Penjelasan Umum

Drive shaft merupakan komponen yang berupa poros maupun tabung yang berfungsi sebagai media transmisi daya dari transmisi menuju differential. Drive shaft seringkali disebut juga sebagai propeller shaft. Pada umumnya drive shaftterbuat dari baja tanpa sambungan ataupun tabung alumunium yang dilengkapi denganuniversal joint yokes yang dilas pada bagian ujungnya. Untuk mengurangi berat, beberapa pabrik menggunakan drive shaft yang terbuat dari epoxy ataupun carbon fiber. Beberapa kendaraan memiliki dua buah drive shaft dan tiga buahuniversal joint dan sebuah center support bearingyang berfungsi sebagai penghubung antara dua bagian kendaraan.

Drive Shaft Assembly

Terdapat dua hal yang harus diperhitungkan dalam membuat drive shaft, yaitu: mesin dan transmisi terpasang pada frame kendaraan danrear axle housing, dengan roda dan differentialyang terpasang pada frame oleh pegas. Pada saat roda belakang mengalami dinamika yang diakibatkan oleh kontur jalan, maka pegas akan mengalami tekanan dan regangan. Perubahan sudut ini juga dialami oleh driveline antara transmisi dan rear axle housing. Selain itu juga terjadi perubahan jarak antara transmisi dandifferential.

Untuk mengantisipasi perubahan-perubahan tersebut, drive shaft, dilengkapi dengan dua atau lebih universal joint yang mampu menerima sudut operasi dalam berbagai nilai. Sebuah drive shaftmerupakan perpanjangan dari poros output transmisi, yang berfungsi untuk memindahkan torsi dari transmisi menuju drive axle. Sebagai sebuah tabung, drive shaft memiliki nilai frekuensi getaran yang mencapai nilai natural pada saat kecepatan kritis. Kecepatan kritis ini bergantung pada seberapa besar diameter dan panjang daridrive shaft. Oleh karena itu sebuah drive shaftdibuat dengan ukuran diameter sebesar mungkin, dengan ukuran panjang yang sekecil mungkin, sehingga kecepatan kritis yang dimiliki oleh drive shaft berada di atas kecepatan berkendara. Sedangkan untuk mengatasi masalah keseimbangan putaran drive shaft, digunakanbalance weights.

Balance Weight of a Driveshaft

Power Transmission

Terdapat tiga jenis drive shafts, yaitu:

Hotchkiss Drive

Merupakan jenis yang digunakan pada banyak kendaraan. Pada jenis ini, drive shaft dilengkapi dengan external shaft dan universal jointExternal shaft tersebut dapat berjumlah satu ataupun dua buah, dimana universal joint terpasang pada masing-masing ujungnya. Sebuah Hotchkiss drivedapat dilengkapi dengan coil springs, pada saat penggunaan coil springs, digunakan sebuahcontrol arms untuk mengatur pergerakan dari rear drive axle. Seringkali juga dijumpai penggunaan dua buah drive shaft pada kendaraaan yang berukuran panjang, yang disertai dengan penggunaan universal joint ketiga di antara dua bagian shaft dan sebuah center bearing.

Hotchkiss Drive

Hothckiss Drive with a Coil Spring

Two Driveshaft Assembly

Torque Tube

Digunakan pada kendaraan yang memiliki sistemindependent rear suspension dan rear-mounted transaxle, seperti Corvette dan mobil-mobil buatan Jepang yang memiliki sistem RWD.Torque tube terhubung dengan kedua ujung, sehingga rotating inner drive shafts tidak perlu menggunakan universal joint, karena posisitransaxle tidak pernah berubah terhadap lokasi mesin.

Torque Tube

Flexible Drive Shaft

Jenis ini sangat jarang digunakan. Drive shaftyang digunakan berupa kabel baja yang fleksibel, yang serupa dengan kabel speedometerberukuran besar. Pada jenis ini tidak digunakanuniversal joint antara mesin dengan rear-mounted transaxle. Kendaraan yang menggunakan drive shaft jenis ini antara lain Pontiac Tempest tahun pembuatan 1961-1963.

Front Wheel Drive (FWD)

Pada kendaraan berjenis front wheel drive (FWD),drive shaft berfungsi untuk mengantarkan daya secara langsung, dari differential menuju roda depan. Drive shaft berbentuk sebuah poros, dimana terdiri dari inner stub yang dihubungkan dengan differential side gear dan outer stub yang terhubung dengan poros roda depan. Sebagai media transfer daya digunakan constant velocity universal joint.

Driveshaft for Front Wheel Drive Vehicle

Rear Wheel Drive (RWD)

Drive shaft/Propeller shaft pada kendaraan berjenis rear wheel drive (RWD) biasanya berbentuk sebuah tabung hollow, yang mentransmisikan daya secara langsung dari transmisi menuju final drive. Terdapat dua buahyoke yang dilas pada kedua ujung drive shaftuntuk menghubungkan dengan universal joint.Universal joint bagian belakang terhubung padaflanged yoke yang terhubung dengan sebuahcompanion flange pada final drive pinion. Sementara itu, pada bagian depan bagian dalam terhubung dengan slip yoke, yang terhubung pada poros output transmisi, dan bagian luar terhubung pada slip yoke menuju extension housing transmisi. Sehingga slip yoke dapat bergerak secara tegak lurus terhadap poros dengan berbagai sudut suspensi.

Rear Wheel Drive Vehicle’s Drive Shaft 

Rabu, 01 April 2015

hasil observasi



Tugas observasi bengkel.
    Dibuat oleh Muhammad farhan.
·      Info Lokasi.
   Pada saat hari kamis saya melakukan observasi bengkel, saya melakukan observasi yaitu didaerah Cempaka Putih Tengah Raya No.14 Jakarta Pusat. Saya melakukan observasi bersama teman teman saya.



·      Hasil wawancara Bengkel




            Nama pemilik bengkel Bpk Triyono. Bengkel tersebut telah berpindah tempat selama 3 kali. Bengkel tersebut sudah beroperasi selama 15 tahun.Tujuan membuka bengkel tersebut ialah untuk menciptakan lapangan kerja khususnya bagian mekanik.waktu operasional bengkel tersebut dari jam 09.00-17.00wib. Bengkel tersebut melayani semua jenis mobil dan tidak melayani mobil truk.




·      Hasil observasi




 Waktu itu pada saat saya melakukan observasi, ada sebuah mekanik yg sedang memperbaiki kerusakan slip yoke pada propeller mobil jenis kijang kapsul.kerusakannya ialah pada bantalan spider.




·      Cara memperbaiki bantalan spider




1. Sebelumnya, dongkrak mobil. Pastikan kendaraan aman atau tidak bergerak. Lalu buka keempat mur yoke bagian belakang pakai kunci pas 12 mm. Lanjutkan mengendurkan baut flens kopel dari as differensial gardan menggunakan alat sama.




2. Copot kedua bagian propeler itu dengan cara menarik pakai tangan. Sehingga antara as kopel dan flens dapat terpisah.




3. Biar mudah, singkirkan kopel dari tempatnya. Buka kedelapan klip/ring pada sambungan flens dan yoke. Gunakan tang snap ring dan tarik kelua dengan bantuan obeng minus.




4. Sebelum peranti penghubung ini dilepas, beri tanda ‘garis’ pada yoke dan as kopel pakai spidol atau bolpoin. Maksudnya supaya tepat di posisi yang sama (balance) saat tahap pemasangan kembali. Kemudian, kendurkan nipel pada batangnya.




5. Biar mudah pasangnya, beri sedikit gemuk pada bagian gerigi sambungan. Oleskan pula didalam bantalan barunya.




6. Pasang X-joint baru ke as kopel dilanjutkan ke yokenya. Trus, masukkan pula bantalannya. Ketok pakai palu atau ujung gagang kunci T sampai rata. Jangan lupa mengunci lagi pakai snap ring. Lantas, pasang nipel pada cross joint dan yoke ke posisi semula.




7. Pasang nipel ke posisi awal dan beri gemuk pada keempat ujungnya. Gunakan alat pompa gemuk untuk memasukkannya. Terakhir, pasang kembali rangkaian kopel yang sudah dirangkai tadi. Caranya sama seperti tahap pertama.




Berikut vidio yang saya dapatkan dari observasi tersebut.

Selasa, 24 Maret 2015

pengertian propeller

Sistem Propeler Shaft (KERJA SISTEM POROS PENGGERAK RODA)

PENGGERAK RODA

A. Konstruksi dan kerja sistem poros penggerak roda
Putaran mesin dari fly wheel roda penerus diteruskan ke transmisi melalui kopling. Agar putaran dari mesin sampai ke roda diperlukan berbagai alat, yaitu poros propeller, differential, dan poros roda (axle shaft). Poros penggerak roda termasuk komponen dari power train system (sistem pemindah tenga).
Agar komponen-komponen di bawah tetap dapat bekerja baik, minimal 10.000 km sekali harus dilakukan pengecekan, penyervisan, pmeriksaan, dan perbaikan. Hal tersebut untuk menjamin agar komponen-komponen/spare part tetap awet dan jauh dari keausan.
1. Poros Propeller (propeller shaft)
Poros propeller sering dinamakan dengan as kopel. Fungsinya untuk meneruskan putaran mesin dari transmisi ke differential (gardan). Ada bermacam-macam bentuk konstruksi dari propeller.
Pada kendaraan tipe front engine rear drive, mesin,kopling, dan transmisi terletak dibagian depan. Sedangka rear axle dan rear wheel yang dibantu oleh suspension terletak di bagian belakang. Untuk memindahkan tenaga mesin ini ke sistem penggerak roda belakang, maka digunakan propeller shaft transmisi dengan differential.
Karena kondisi jalan yang berada, maka letak dari rear axle shaft terhadap transmisi selalu berubah-ubah. Oleh karena itu, propeller shaft harus dibuat sedemikian rupa. Sehingga dapat mengatasi segala perubahan tersebut. Seperti perubahan panjang pendek maupun harus berputar secara lancar walaupun terjadi sudut propeller shaft. Oleh karena itu, propeller shaft biasa terbuat dari steel tube yang tahan terhadap puntiran. Untuk menghindarkan getaran (vibrasi) yang berlebih-lebiha biasanya dipasang balance weight pada propeller shaft.
Pada umumnya, propeller shaft terdiri dari satu batang ( ball joint ). Untuk propeller shaft yang panjang digunakan 2 batang dengan 3 joint, hal ini dimaksudkan untuk mencegah timbulnya vibrasi yang besar, propeller shaft mudah melentur dan jalannya kenaraan tidak nyaman. Sehingga pada umumnya, apabila propeller shaft terlampau panjang, dibagi menjadi 2 atau 3 bagian dengan 3 atau 4 joint.
Propeller shaft dibuat sedmikian rupa agar dapat memindahkan tenaga dari transmisi ke deferential dengan lembut tanpa dipengaruhi akibat adanya perubahan-perubahan tadi. Utnuk tujuan ini, universal joint dipasang pada setiap ujung propeller shaft, fungsinya untuk menyerap perubahan sudut dari suspensi.
Selain itu, sleeve yoke bersatu untuk menyerap perubahan antara transmisi dan differential.

a. Universial joint (Sambungan Universal)
Universal joint harus dapat mengatasi segala kondisi pada waktu propeller shaft berputar dari kemungkinan patah dan sebagainya, hubungan dengan transmisi harus tetap. Eh karena itu, universal joint harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut.
1. Dapat menghindari kerusakan pada saat propeller shaft bergerak naik turun.
2. Tidak berisik dan harus dapat berputar dengan lembut.
3. Konstruksinya harus sederhana dan tidak mudah rusak.
Dilihat dari konstruksinya, maka universal joint dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu hook joint, slip joint, trunion joint, fleksible joint, dan uniform velocity joint.


1. Hook joint
Konstruksi sederhana dari hook joint yang bekerja konstan. Hook joint tersebut menggunakan 2 buah yoke, salah satu yoke digabungkan dengan propeller shaft, sedangkan spider dan bearing. Untuk mencegah keausan, maka bagian spider yang berhubunga dengan roller bearing dibuat lebih keras. Untuk mengurangi gesekan yang terjadi bentuk bearing menggunakan model roller bearing yang ditutup dengan cup. Supaya bearingnya tdak terlepas pada waktu propeller shaft berputar dengan kecepatan tinggi, maka snap ring atau lock plate dipasangkan pada yoke.

2. Slip joint
Panjang propeller shaft dapat berubah-ubah disebabkan adanya perubahan posisi antara transmisi dan poros-poros belakang. Bagian ujng proprller yang dihubungkan dengan poros output transmisi terhadap alur-alur untuk pemasangan slip joint, hal ini memungkinkan panjangnya propeller shaft sesuai dengan jarak output shaft dengan defferential.

3. Trunion joint
Trunion joint adalah kombinasi antara hook joint dengan slip joint. Ddalam bodi terdapat alur sebagai tempat masuknya propeller shaft dan ujung pin dipasangkan ball. Model ini sekarang jarang digunakan karena dalam memindahkan daya /tenaga masih kurang baik dibandingkan dengan model slip joint sendiri.

4. Flexible joint
Flexible joint terdiri dari coupling, rubber coupling, dan sleeve yoke yang dihubungkan atau diikat oleh baut. Model ini mempunyai keuntungan tidak mudah rusak, tidak berisik, dan tidak memerlukan minyak/grease. Tetapi apabila sudut Anaya drive shaft dan driven shaft melebihi 7-10°, maka akan timbul juga vibrasi. Untuk menghindari hal ini, maka dipasngka center ring ball pada ujungnya.

5. Uniform velocity joint
Joint ini dapat membuat kecepatan sudut yang lebih baik sehingga dapat mengurangi vibrasi dan suara bising, akan tetapi hargana relative lebih mahal. Tipe ini digunakan pada kendaraan yang menngunakan system pemindaha daya tipe from engine front drive (FFI), missal pada TOYOTA COROLLA FF dan starlet.

Selasa, 03 Februari 2015

propeller shaft

Pemeriksaan Poros Penggerak

PEMERIKSAAN POROS PROPELLER

Dalam melakukan pemeriksaan maupun perbaikkan poros propeller, hal yang perlu kita lakukan adalah mendiagnosisnya dahulu. tujuan dari melakukan diagnosis adalah untuk mengetahui kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada komponen. Diagnosis bisa dilakukan secara getaran dan secara audio atau bunyi yang ditimbulkan oleh unit sistem.
Adapun langkah-langkah melakukan diagnosis secara audio atau bunyi adalah
  

Pemeriksaan terhadap bunyi diperlukan pendengaran yang baik, ketelitian dan kecermatan yang tinggi karena pada kendaraan akan terdapat sumber bunyi yang komplek sehingga kakau tidak cermat akan terkecoh pada bunyi-bunyi yang lain.
 
Adapun langkah-langkah melakukan diagnosis secara getaran atau bunyi adalah
Pemeriksaan terhadap getaran dan bunyi pada  propeller shaft harus dilaksanakan secara teliti dan cermat, dengan mengangkat roda penggerak, dan menghidupkan mesin pada posisi gigi transmisi masuk. Naikkan putaran mesin secara bertahap  dan amati getaran dan bunyi dari propeller shaft.  Jika ditemukan adanya getaran  atau bunyi dari propeller shaft maka  lakukan pemeriksaan baut-baut pengikat dan atau  lepaskan unit propeller dan lakukan pemeriksaan komponen.
Berikut konstruksi dari propeller shaft.
  

Berikut adalah cara kerja pemeriksaan pada propeller shaft




PEMERIKSAAN POROS PENGGERAK DEPAN

Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui adanya kerusakan dan penyebab kerusakan pada axle shaft (poros penggerak depan). Pemeriksaan sebaiknya dilakukan secara berkala dan rutin untuk mencegah kerusakan yang lebih banyak. Untuk melakukan pemeriksaan diwajibkan mengetaui konstruksi axle shaft agar sewaktu melakukan pemeriksaan ataupun perbaikan tidak mengalami kesulitan dalam membongkar maupun merakit kembali. Berikut adalah konstruksi dari poros penggerak depan.

Pemeriksaan yang dilakukan antara lain :
Pemeriksaan bantalan dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
  1. Melepas kaliper dan piringan rem
  2. Periksa kebebasan bantalan dalam arah axial dengan dial indikator. Kebebasan makasimum adalah 0.05 mm.
  3. Setelah dipastikan bantalan masih baik, pasang kembali kaliper dan piringan rem.
Jika kebebasan terlalu besar ganti bantalan dengan yang baik, dengan melakukan pembongkaran. Pembongkaran dan pemeriksaan-pemeriksaannya adalah sebagai berikut :
  1. Lepaskan cotter pin, penutup pengunci mur dan mur pengunci bantalan
  2. Mengeluarkan minyak pelumas roda gigi differential
  3. Melepaskan hubungan tie rod end dengan steering knuckle, dengan menggunakan tracker ball joint.
  4. Melepas steering knuckle dari lower arm, dengan melepas baut pemegangnya
  5. Melepas poros penggerak depan, dengan memukulnya dengan palu plastik dan memegangnya dengan tangan.
Setelah unit poros penggerak terlepas lakukan pemeriksaan sebagai berikut :
  1. Periksa dan perhatikan bahwa harus tidak ada kebebasan dalam outboard joint
  2. Periksa dan perhatikan bahwa inboard joint meluncur dengan lembut dalam arah axial
  3. Periksa dan perhatikan bahwa kebebasan arah radial dari inboard joint tidak terlalu besar
  4. Periksa kerusakan boot.
  5. Pemeriksaan panjang standar (spec. lihat manual book)
Untuk penggantian bantalan dapat dilakukan dengan melepas dan membongkar axle hub dengan langkah sebagai berikut :  
  1. Melepas kaliper dan melepas piringan rem (disc brake) 
  2. Melepas mur/baut pengikat steering knuckle ke shock absorber
  3. Melepas unit axle hub
  4. Membongkar unit axle hub
  5. Mengganti bantalan
  6. Merakit unit axle hub 
  7. Memasang axle hub depan

Selasa, 13 Januari 2015

komponen komponen final drive dan fungsinya

Final drive adalah komponen dari power trainsebagai penggerak akhir yaitu menuju roda atautrack. Fungsinya adalah melipatgandakan torqueyang paling akhir. Macam–macam final driveyang dipakai oleh Caterpillar yaitu:
  • Single reduction
  • Double reduction
  • Planetary gear set
Final drive yang single dan double reduction sudah jarang dipakai karena konstruksinya memerlukan tempat yang lebar. Sebaliknya jenis final driveyang menggunakan planetary banyak dipakai olehCaterpillar karena kelebihannya.
Gb. 5.1 Final Drive – Planetary Gear Set
Pada gambar di atas power dari transmissiondikirim ke differential dan menuju ke final drivemelalui komponen final drive shaft. Gambar di atas adalah double reduction planetary gear set. Dari final drive shaft power masuk sebagai sungear pada first reduction planetary gear. Ring gearadalah komponen yang statis, sehinggaoutputnya adalah carrier. Dari carrier pada first reduction planetary gear power dikirim ke second reduction planetary gear sebagai sun gear.
Pada second reduction planetary gear ring gearsama yaitu sebagai komponen yang statis. Sehingga carrier adalah outputnya dan langsung terhubung ke final drive wheel. Dan selanjutnyapower dikirim ke roda. Final drive tipe ini dipakai dioff high way truck.
Gb. Final Drive – Double reduction
planetary banyak dipakai oleh Caterpillar karena kelebihannya.
Gb. Final Drive – Single Reduction

  • KOMPONEN KOMPONEN UNIT FINAL DRIVE/GARDAN




1.Cincin dorong                                              12. Mur penyetel
2.Roda gigi samping(side gear)                       13.Pinion penggerak
3.Roda gigi planet/pinion                                 14.Cincin (O ring)
4.(pinion gear)                                                  15.Bantalan belakang
5.Tutup bantalan                                              16.Spaser
6.Pengunci mur penyetel                                 17.Differential carrier
7.Mur penyetel                                                18.Bantalan depan
8.Baut                                                              19.Penahan oli
9.Plat pengunci                                                 20.Perapat oli (oil seal)
10. Bak differential                                           21.Flens penyambung
11.Roda gigi ring (ring gear)                            22.Mur pengikat


  • FUNGSI FINAL DRIVE
1.Membedakan putaran roda kiri dan kanan pada saat kendaraan membelok
2.Mereduksi putaran untuk menghasilkan momen yang besar
3.Merubah arah putaran sebesar 90 derajat terhadap putaran asal.